Setelah periode pembatasan perjalanan global beberapa tahun terakhir, wisata domestik di Indonesia tumbuh pesat. Di 2025, banyak orang memilih menjelajah keindahan nusantara sendiri: pantai tersembunyi, gunung, desa budaya, wisata alam terpencil. Tapi bukan sekadar liburan — tren yang muncul adalah wisata berkelanjutan, ekowisata, dan pengalaman lokal otentik. Artikel ini akan membahas destinasi favorit, tren wisata baru, tantangan dalam menjaga kelestarian, serta tips agar wisata domestik tetap menyenangkan dan bertanggung jawab.
Destinasi Lokal Favorit 2025 tren wisata
-
Destinasi pantai terpencil & pulau kecil
Wisatawan makin tertarik ke pulau pulau kecil—termasuk yang belum terlalu terekspos. -
Wisata alam pegunungan & trekking
Gunung, hutan, air terjun makin populer: hiking, camping, glamping. -
Desa budaya & wisata komunitas
Mengunjungi desa adat, belajar kerajinan lokal, tinggal bersama warga lokal (homestay budaya). -
Ekowisata laut & penyelaman
Snorkeling, diving, konservasi terumbu karang, wisata edukatif laut. -
Wisata agro & perkebunan
Agro wisata kopi, kebun teh, kebun buah, agroekowisata yang menggabungkan edukasi & pengalaman langsung.
tren wisata & Konsep yang Muncul
-
Wisata berkelanjutan / eco-tourism
Meminimalkan dampak lingkungan, memprioritaskan konservasi, dan melibatkan komunitas lokal. -
Staycation & wisata dekat kota
Karena keterbatasan waktu & bobot biaya transportasi, banyak yang memilih destinasi di sekitar kota sebagai escape singkat. -
Wisata digital / virtual tour
Beberapa tempat menyediakan pemandu berbasis AR / VR agar orang bisa “menjelajah” dahulu sebelum ke lokasi fisik. -
Pariwisata halal & ramah muslim
Fasilitas ibadah, makanan halal, akomodasi ramah keluarga muslim makin diperhatikan. -
Pengalaman unik & niche tourism
Misalnya wisata fotografi, wisata ekstrem, wisata religi, wisata wellness / game adventure.
Tantangan tren wisata Pelestarian & Daya Dukung
-
Kerusakan lingkungan & degradasi alam
Jika tak dikelola, wisata massal bisa meninggalkan jejak negatif: sampah, erosi, kerusakan habitat. -
Kelemahan regulasi & manajemen lokal
Kurangnya pengaturan kapasitas wisatawan, izin operasi, pengawasan lingkungan. -
Infrastruktur terbatas
Jalan rusak, akomodasi minim, listrik & sanitasi terbatas. -
Ketergantungan pariwisata
Komunitas lokal tergantung pendapatan wisata bisa terjebak saat kunjungan menurun. -
Kesadaran wisatawan
Beberapa wisatawan belum menyadari pentingnya etika wisata: tidak merusak, meninggalkan jejak minimal, menghormati budaya lokal.
Tips tren wisata Domestik yang Bertanggung Jawab
-
Pilih destinasi kurang populer supaya tidak padat
-
Bawa botol minuman reusable & kurangi sampah plastik
-
Gunakan transportasi lokal, naik bersama atau kendaraan ramah lingkungan
-
Hormati adat & budaya lokal
-
Pilih penginapan ramah lingkungan / homestay lokal
-
Donasi atau dukung konservasi lokal
-
Ikut wisata yang melibatkan komunitas lokal, agar manfaat ekonomi merata
Penutup
Tren wisata domestik 2025 menyatakan bahwa orang Indonesia kembali mencintai negerinya sendiri — dari pesisir sampai dataran tinggi. Tapi agar keindahan itu tetap lestari, kita harus menjadi wisatawan bijak. Liburan bukan hanya soal selfie & eksotisme, tapi soal menjaga alam & menghargai komunitas lokal.
Kalau kamu suka kerangka ini, saya bisa kembangkan jadi versi penuh > 3.500 kata lengkap dengan daftar destinasi per provinsi, kutipan blogger travel Indonesia, dan data pariwisata nasional. Mau saya buat versi lengkapnya sekarang?
Referensi dari Wikipedia
-
Tourism in Indonesia — Wikipedia (informasi umum pariwisata Indonesia) (en.wikipedia.org)
-
Eco-tourism — Wikipedia bahasa Inggris (konsep pariwisata berkelanjutan) (en.wikipedia.org)