Kursi Betawi dalam Seni Pertunjukan
Kursi Betawi dalam Seni Pertunjukan ‘Lenong Betawi’: Antara Fungsi Praktis dan Nilai Estetik Simbolik
Kursi Betawi, sebagai salah satu properti seni dalam pertunjukan ‘Lenong Betawi,’ memiliki peran ganda
yang mencakup fungsi praktis dan nilai estetik-simbolik yang dalam. Seiring perkembangan seni
pertunjukan tradisional Betawi, kursi ini tidak hanya menjadi tempat duduk bagi para pemainnya, tetapi
juga menjadi lambang yang merepresentasikan kekayaan budaya Betawi.
Fungsi Praktis: Tempat Duduk Pemain
Fungsi praktis dari Kursi Betawi dalam pertunjukan ‘Lenong Betawi’ adalah sebagai tempat duduk bagi
para pemain. Dalam setiap pertunjukan, kursi ini memiliki peran penting dalam memberikan kenyamanan
bagi aktor dan aktris yang tampil di panggung. Kursi ini seringkali dirancang dengan pertimbangan
ergonomis agar pemain dapat menjalankan peran mereka dengan optimal.
Fungsi Estetik-Simbolik: Merepresentasikan Identitas Budaya Betawi
Lebih dari sekadar tempat duduk, Kursi Betawi memiliki nilai estetik-simbolik yang mendalam. Mereka
terbuat dari kayu dengan tekstur dan warna yang khas, yang merepresentasikan ikon budaya Betawi.
Desain unik dan artistik kursi ini mencerminkan seni dan keindahan dalam budaya Betawi yang kaya.
Dalam beberapa kasus, bentuk-bentuk kursi ini juga mengandung makna simbolik yang terkait dengan
status sosial dalam masyarakat Betawi.
Peran Kursi Betawi dalam Konteks Pertunjukan
Dalam konteks pertunjukan ‘Lenong Betawi,’ kursi ini memiliki peran yang lebih luas. Mereka bukan
hanya sebagai tempat duduk, tetapi juga sebagai elemen penting dalam mengangkat tema dan naskah
pertunjukan. Berbagai jenis kursi yang digunakan dalam pertunjukan ini mencerminkan keragaman dalam
budaya Betawi dan mewakili makna simbolik yang berubah sesuai dengan cerita yang ditampilkan.
Konsep Perancangan Panggung dan Kursi Betawi
Penting untuk dicatat bahwa konsep perancangan panggung selalu berawal dari naskah atau skrip
pertunjukan, bukan sebaliknya. Kursi Betawi, sebagai elemen pendukung, membantu menciptakan
atmosfer yang sesuai dengan cerita yang sedang dipertunjukkan. Mereka juga menggambarkan perubahan
isu-isu sosial yang sedang dibicarakan dalam masyarakat.
Kursi Betawi: Penerjemahan Nilai-Nilai Budaya Betawi
Pola bentuk pada Kursi Betawi mengeksplorasi nilai-nilai kebiasaan perilaku masyarakat Betawi pada
masa lalu. Dalam hal ini, kursi ini menggabungkan unsur-unsur tradisional dengan konsep kekinian,
menjadikannya bagian dari estetika kontemporer. Di sisi lain, konsep universal yang terkandung dalam
kursi ini juga mengintegrasikannya ke dalam mazhab modernisme, menjadikannya relevan dalam
berbagai konteks seni.
Lebih dari Sekadar Kursi: Kursi Betawi sebagai Penanda Kekayaan Budaya Betawi
Selain peran fungsionalnya, Kursi Betawi juga berperan sebagai titik fokus perhatian, ikon proto-type,
representasi Lenong yang progresif, serta eksposisi estetik. Ini menggarisbawahi bahwa dalam seni
pertunjukan ‘Lenong Betawi,’ Kursi Betawi memiliki peran yang lebih mendalam dalam mengenalkan dan
merayakan warisan budaya yang kaya dari masyarakat Betawi.
Kursi Betawi dalam seni pertunjukan ‘Lenong Betawi’ bukan hanya sepotong furnitur biasa, tetapi juga
sebuah simbol yang menggambarkan sejarah, identitas, dan estetika yang unik dari budaya Betawi yang
kaya dan beragam. Dalam setiap pertunjukan, kursi ini berbicara tentang kekayaan budaya Jakarta yang
perlu dihargai dan dilestarikan untuk generasi mendatang.
Sumber terkait : (PDF) Kursi Betawi : Bentuk Dan Fungsi Dalam Seni Pertunjukan (researchgate.net)
Kursi Betawi : Bentuk Dan Fungsi Dalam Seni Pertunjukan. Gerry Rachmat. Institut Seni Budaya
Indonesia (ISBI) Bandung. January 2017